Sutradara : Peter Weir
Produser : Jim McElroy
Penulis : Christopher Koch
Peter Weir
David Williamson
Pemeran : Mel Gibson
Sigourney Weaver
Linda Hunt
Gelap dan penuh drama romantis dengan balutan waktu dan tempat yang tidak biasa. Diracik dengan cukup sempurna berdasarkan novel yang sesungguhnya cukup rumit. Begitulah indahnya adaptasi novel The Year of Living Dangerously karya Christopher Koch ini hingga bisa menjadi sebuah film yang mudah dimengerti dan menghibur sekaligus memberikan pelajaran sejarah bagi saya.
Garapan tangan sang sutradara Peter Weir berhasil memuaskan rasa penasaran saya akan setting dan latar yang terjadi pada tahun 1965 di Jakarta.
The Year of Living Dangerously sendiri adalah film drama romantik buah tangan sutrada berkebangsaan Australia yang menceritakan kisah petualangan seorang wartawan Australia yang ditugaskan meliput situasi di Jakarta/Indonesia pada tahun 1965, sebelum hingga saat G30S terjadi.
Guy Hamilton (Mel Gibson) yang seorang koresponden asing pendatang baru untuk jaringan berita radio Australia, tiba di Jakarta dalam sebuah tugas resmi. Di Jakarta, dia bertemu dengan anggota komunitas koresponden asing lainnya, antara lain seorang wartawan asing, personel diplomatik, dan seorang penyandang dwarfisme berdarah Tonghoa-Australia berkecerdasan tinggi dan keseriusan moral bernama Billy Kwan (Linda Hunt) yang juga sebagai narator dalam film ini..
Billy and Guy |
Awalnya Guy hanya menerima simpati yang terbatas dari komunitas wartawan yang bersaing untuk mendapat potongan-potongan informasi dari pemerintahan Soekarno, golongan komunis (PKI) dan militer (TNI). Namun, Billy Kwan yang menyukai kepridaian Guy berhasil membantunya untuk mendapatkan berbagai janji wawancara dengan tokoh-tokoh penting, seperti dengan Soekarno dan bahkan DN Aidit pimpinan PKI saat itu, sehingga reputasi Guy pun naik tajam.
Suatu hari, Billy memperkenalkan Guy kepada Jill Bryant (Sigourney Weaver) , seorang asisten muda yang cantik di kedutaan Inggris. Awalnya tingkah laku yang diperlihatkan oleh Jill seperti menolak kehadiran Guy. Bahkan Guy harus menerima bahwa mereka tidak akan bisa bersama karena Jill akan segera kembali ke Inggris. Namun Billy secara halus memanipulasi semua pertemuan yang terjadi antara Guy dan Jill, hingga akhirnya Jill jatuh cinta dengan Guy.
Jill and Guy |
Namun pada akhirnya Jill pun memberitahukan kabar tersebut pada Guy dan sesuai dengan prediksi Jill, Guy langsung bereaksi dan ingin menjadi orang pertama yang membeberkan berita besar tersebut karena dia yakin perang sipil akan segera terjadi ketika pengiriman senjata tersebut mencapai Jakarta.
Akibat informasi rahasia ini hubungan Guy dan Jill pun menjadi renggang.
Memang banyak yang mengatakan bahwa film The Year of Living Dangerously ini tidak merekam cukup banyak adegan dan cerita sesuai dengan novelnya. Namun, bagi saya, dengan durasi 115 menit, Peter Weir bisa mengemas film ini dengan cukup baik dan tidak serumit cerita asli yang ada pada novelnya. Peter membuat cerita yang tersaji dengan cukup berat menjadi film yang ringan dan renyah untuk ditonton.
Gaya gaya drama khas Sutradara The truman Show dan Dead Poet Society ini pun sangat terlihat jelas. Lihat bagaimana Billy mencaci rekan korespondennya yang ternyata berhubungan seksual dengan seorang anak Indonesia dibawah umur dan bagaimana Kumar dengan dramanya yang dingin saat membawa Guy ke kampung halamannya di Jawa. Mel Gibson yang masih sangat muda itu pun tidak lepas dari drama yang dia perankan saat mengetahui bahwa kematian Billy bukanlah akibat bunuh diri.
Meski akhirnya film ini melambungkan nama Mel Gibson di panggung sinema dunia, Namun yang patut diacungi jempol adalah akting dari Linda Hunt karena telah berhasil dengan sempurna membawakan peran sebagai laki-laki dengan sangat baik. Tidak heran jika dia dianugerahi penghargaan untuk Aktris Pendukung Terbaik pada Perayaan Academy Award tahun 1983.
Sedikit informasi, meskipun terlihat sangat Indonesia atau sangat Jakarta sekali, namun sebenarnya keseluruhan pembuatan film ini dilakukan di Filipina karena sebelumnya permohonan untuk syuting di Indonesia tidak dikabulkan oleh pemerintah saat itu. Sedangkan judul film, The Year of Living Dangerously sendiri juga merujuk pada judul pidato kenegaraan Presiden Soekarno tanggal 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Pericoloso", yang dikenal dengan singkatan TAVIP. Ungkapan bahasa Italia vivere pericoloso berarti "hidup dalam situasi berbahaya".
PKI berdemo |
Guy dan militer Indonesia |
Oleh pemerintahan Orde Baru film ini dilarang beredar di Indonesia karena dianggap menggambarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan sejarah karena di dalam film ini terdapat adegan penembakan massal yang dilakukan oleh sepasukan tentara berbaret merah. Namun larangan ini dicabut pada tahun 1999, setelah rezim Orde Baru berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar