Director: Michael Mann.
Writers: Marie Brenner.
Starring: Russell Crowe, Al Pacino, Christopher Plummer.
Setelah berhasil memukau saya selama 180 menit dengan permainan psikologi antara penjahat dan penegak hukum melalui film Heat, kini Michael Kenneth Mann berhasil sekali lagi mempermainkan ketegangan dalam setiap permainan karakter dan plot yang yang memukau dalam The Insider.
Film yang diangkat dari kisah nyata pengakuan seorang mantan direktur dan ilmuwan yang membelot dan melawan perusahaan tempat dimana sebelumnya ini bekerja cukup berhasil membuat saya terdiam dan melupakan camilan yang ada di tangan saya.
Sebelumnya sudah banyak film-film yang mengangkat tema profesi, seperti pasukan khusus kepolisian, pengacara, detektif, bankir, serta profesi lainnya. The insider sedikit berbeda karena mengangkat tema profesi yang jarang diangkat oleh sutradara lainnya, yaitu jurnalis. Masih sedikit film-film yang bercerita tentang kegiatan, tantangan dan keasikan menjadi seorang jurnalis dan Michael Mann berhasil meramu integritas seorang jurnalis yang handal tanpa membuat satu pun cacat yang mengecewakan.
tokoh utama dalam film ini adalah Jeffrey Wigand (Russell Crowe). Seorang direktur sekaligus ilmuwan di sebuah perusahaan rokok yang mengetahui bahwa para elit di perusahaan tempat dia bekerja berusaha menyembunyikan fakta tentang penemuan zat adiktif dalam tembakau yang mampu membuat para perokok kecanduan dan merusak sistem saraf dalam otak. Karena tidak mau menyembunyikan fakta ini, dia pun kemudian dipecat. Pemecatan itu membuat rusak rumah tangga Wigand yang sedang mengalami kesulitan keuangan.
Suatu hari, Lowell Bergman (Al Pacino), seorang jurnalis televisi yang biasa meliput berita-berita sensasional untuk stasiun televisi CBS, dalam acara 60 Minutes mendapat sebuah kiriman. Kiriman tersebut berisi data-data mengenai industri rokok yang tidak dimengerti olehnya. Hingga akhirnya, melalui salah satu sumber, Bergman berhasil mendapatkan nomor telepon Wigand dan memintanya untuk meneliti dan menerangkan isi dari data-data tersebut.
Diluar dugaan, data tersebut ternyata berisi tentang zat-zat berbahaya yang terkandung dalam nikotin serta beberapa kecurangan yang pernah dilakukan oleh perusahaan rokok. Karena terikat oleh sebuah perjanjian kerahasiaan perusahaan, Wigand pun menolak tawaran Bergman untuk menjadi narasumber wawancaranya.
Wigand and Bergman |
Pertemuan antara Bergman dan Wigand ternyata mengancam keselamatan keluarga Wigand. Bukan hanya memecat, namun perusahaan Brown and Williamson (B&W) tempat dia bekerja dahulu pun memutus tunjangan keluarganya bahkan meneror hingga melakukan ancaman pembunuhan.
Wigand yang awalnya mengira bahwa Bergman telah mengkhianatinya ini pun menghubungi Bergman. Dengan susah payah Bergman meyakinkan Wigand bahwa dirinya adalah jurnalis berintegritas dan selalu melindungi dan menghargai narasumbernya. Akhirnya Bergman merayu Wigand agar membeberkan seluruh kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan rokok tersebut. Namun Wigand masih takut dan khawatir akan keselamatan keluarganya.
Hingga akhirnya Wigand menyetujui wawancara tersebut dan bersedia menjadi narasumber dalam acara 60 minute. Sayang, tekanan yang begitu besar tidak mampu ditahan oleh istri dan anak-anaknya yang pada akhirnya meninggalkan Wigand.
Wigand saat akan ditinggalkan anaknya |
Perusahaan B&W pun menyewa jasa Public Relation untuk menyerang Wigand. mereka mulai mencari keburukan Wigand dimasa lalu yang memungkinkan kesaksian Wigand menjadi diragukan.
Setelah selesai dengan wawancara, kini giliran Bergman yang mendapat ujian atas integritas kewartawanannya. Stasius televisi CBS ternyata tidak memperbolehkan Bergman menayangkan acara tersebut. Dengan alasan keuangan perusahaan yang sedang buruk serta ancaman tuntutan yang akan diterima. Perusahaan pun akhirnya memberikan alternatif wawancara dengan tidak menampakkan wajah Wigand kepublik serta beberapa pertanyaan dan penjelasan yang harus diedit.
Bergman pun kecewa, terlebih setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya kenapa perusahaan televisi CBS menolak menayangkan acara tersebut. Integritasnya sebagai seorang jurnalis diuji. Dengan tetap menjunjung nilai-nilai kebenaran publik yang harus diperjuangkan oleh dirinya dan melindungi Wigand sebagai seorang yang menyatakan kebenaran dengan keberanian dari pembunuhan karakter yang dilakukan perusahaan rokok Brown&Wiliamson karena kekuasaan yang mereka miliki, akhirnya Bergman melakukan cara yang akhirnya menjatuhkan perusahaan tempat dia bekerja itu. Hingga pada akhirnya, tayangan rekaman wawancara Wigand pun berhasil diputar secara penuh dalam acara 60 minute di CBS.
Surat kabar pun mulai memberitakan kebenaran yang terjadi, sehingga perusahaan rokok Brown&Wiliamson mendapatkan sejumlah hukuman legal yang merugikan perusahaan tersebut atas praktik bisnis yang tidak sehat.
Wigand interview |
Film berdurasi 157 menit ini berhasil memukau saya dengan kelihaian aktor-aktor papan atas sekelas Russell Crowe dan Al Pacino. Michael Mann berhasil meramu situasi yang begitu pelik hingga nikmat dan tidak mengecewakan untuk ditonton. Tidak pernah membuat saya beranjak bahkan untuk sekedar buang air kecil.
Dramatisasi cerita serta kekuatan karkater yang saling mendukung membuat film ini begitu menarik Terlebih saat Al Pacino yang berperan dengan begitu baik sebagai Bergmann mampu tetap idealis di antara para koleganya yang perlahan menutup mulut atas tekanan konglomerat-konglomerat tembakau. Salah satu contohnya adalah ketika ia dipaksa untuk merubah hasil wawancaranya dengan Wigand sebelum disiarkan secara nasional. Begitu juga dengan Russell Crowe sebagai whistleblower yang dilema dalam membeberkan rahasianya akibat besarnya tekanan-tekanan dari berbagai pihak yang menentangnya.
Akhir kata, film ini sangat luarbiasa dan wajib anda tonton sebagai penikmat film-film konspirasi dan beradrenalin tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar