Senin, 13 Januari 2014

JUNO (2007)




Starring : Ellen Page, Michael Cera, Jason Bateman, Jennifer Garner
Written by Diablo Cody
Directed by Jason Reitman

Apa yang akan kita bahas kali ini?, hmm... Beberapa waktu yang lalu saya bercerita tentang kehamilan dan tentunya suatu saat nanti saya ingin memiliki anak dengan pacar yang akan menjadi istri saya nanti. Karena bercerita hal tersebut, saya langsung terpikir film ini. Ya, Juno. Film tentang remaja yang mendapat banyak penghargaan dan menjadi cerminan akan kehidupan remaja yang dituangkan dalam latar komedi-drama satir yang terkadang berlaku di luar kontrol mereka sendiri.

Usia 16 tahun, masih sangat muda dan memiliki satu orang anak. Bagaimana jika kalian yang menghadapi hal tersebut. Banyak solusi yang akan dilakukan, mulai dari solusi yang baik namun menyusahkan hingga solusi cepat yang sadis dan tak berperasaan.

Setidaknya seperti itulah yang dihadapi oleh Juno (Ellen Page). Dalam usia yang sangat muda ini, sebenarnya dia masih belum pernah terpikir untuk memiliki anak, Namun apa daya, bukan hanya telah menjadi bubur, tapi nasi yang sudah terlanjur lembek itu pun sudah berkerak. Tidak ada yang bisa disesalkan saat "percobaan" singkat dan pertama Juno dan sahabatnya, Bleeker (Michael Cera), ternyata membuahkan hasil yang sempurna. Juno hamil.

Suatu hal diluar dugaan bagi Juno yang masih remaja dalam usianya yang masih 16 tahun ini. Hari-hari yang seharusnya dia lewati dengan belajar dan bersenang senang dengan temannya pun kini sudah tak lagi ada. Juno harus menerima kenyataan bahwa dia akan menjadi seorang Ibu.

Juno and Bleeke

Aborsi pernah menjadi jalan singkat yang akan dilakukannya. Namun dengan bantuan sahabat dan orang tuanya, Juno akhirnya memilih alternatif lain, yaitu mencari orang tua angkat untuk anaknya nanti mengingat dia masih belum siap mengikat kontrak seumur hidup dengan jabang bayi yang dikandungnya.


Akhirnya pasangan Vanesa dan Mark Loring (Jennifer Garner & Jason Bateman) lah yang dengan senang hati akan mengadopsi anak yang nanti akan dilahirkan Juno. Mereka pasangan baik hati yang harmonis dan sudah lama mendambakan kehadiran seorang anak.

Keputusan besar yang diambil Juno untuk mempertahankan kehamilannya ini tentu membuatnya menjadi legenda di sekolah, dimana semua orang selalu memiliki pandangan yang terarah ke perutnya yang semakin membesar.

Bisa kita bayangkan bagaimana tragisnya cerita yang ditulis oleh  Diablo Cody ( mantan striper yang banting setir menjadi penulis ) dan langsung membawanya naik ke panggung Oscar serta menerima Best Writing, Original Screenply. Hoho, namun jangan salah, ternyata Cody tidak setega itu. Berkat dukungan dari sahabat dan orang tuanya juga lah nasib Juno tidak setragis yang saya katakan tadi. Yah, setidaknya hingga kehamilan Juno membesar dan tiba tiba calon ayah angkat anaknya, Mark mengatakan bahwa ia sebenarnya belum siap memiliki anak.

Dan disinilah drama dimulai.
Vanessa and Juno

Mungkin saya bisa mengatakan bahwa Juno merupakan karya kedua terbaik dari sutradara Jason Reitman setelah sebelumnya dia menuai pujian dengan karya perdananya, Thank you for smoking pada tahun 2005. Berkat kolaborasi antara sutrada berdarah Canadian/American  dan mantan striper ini,  Juno tampil sukses sebagai salah satu film terbaik tahun 2007, sekaligus menjadi salah satu dari sedikit film yang mendapat pujian tinggi yang hampir merata diantara kritikus film, sekaligus positif di mata penontonnya.

Sang sutrada dan penulisnya berhasil menggambarkan kisah Juno sebagai remaja yang tidak terlalu cantik atau populer, ia hanya remaja biasa, tomboy, idealis dan bersahabat dengan geek di sekolahnya. Dengan karakter yang santai dan super biasa (tapi bertanggung jawab) seperti itu, Juno ternyata berhasil mengundang simpati penonton untuk ikut memikirkan masalah yang dialaminya. Membuat saya sebagai penonton mampu tenggelam bersama drama yang disajikan.

Cody pun berhasil dengan sangat baik memunculkan karakter Juno yang hanya seorang gadis 16 tahun dan dipenuhi banyak rasa penasaran yang akhirnya mendorong dia untuk bereksperimen soal seks dengan sahabatnya, Bleeker. Namun Apa daya, eksperimen yang berbuahkan hasil itu berubah menjadi persoalan, yang sebenarnya sangat relevan di dunia remaja (khususnya saat ini), tapi sekaligus sangat membutuhkan kedewasaan dalam mencari jalan keluarnya.

Juno
Tidak lupa saya akan memberikan tepuk tangan terkeras untuk  Ellen Page sebagai aktris yang sungguh sangat berbakat. Usianya baru 20 tahun saat film ini mulai dirilis dan Page berhasil membuat saya terpukau dengan sikapnya yang berlagak cuek dan santai namun berhasil menampilkan maksud tersirat dalam perasaannya seperti cemas, ketakutan, kesepian, tapi juga keheranan dan rasa takjub yang diam diam dia rasakan akan seluruh proses kehamilannya.


Banyak hal yang bisa saya petik dari karakter Juno yang berani mengambil keputusan besar dan bertanggung jawab ini. Dengan narasi yang diisi sendiri oleh Juno, saya sebagai penonton dan mungkin anda yang juga menyaksikan film ini mampu masuk dan menelaah apa yang dipikirkannya saat itu. Terlebih saat, melihat transformasi tokoh Juno dan apa yang ia pikirkan selama masa kehamilan dan caranya berdamai dengan situasi yang dialaminya.

Juno, Leah and Bren MacGuff
Sedangkan Bleeker, digambarkan dengan cukup baik pula oleh Michael Cera, sebagai seorang pemalu, pendiam, pasif dan geek juga, tapi ternyata juga menyimpan emosi yang dalam yang berkembang seiring film ini berlangsung. Begitu juga ayah dan ibu tiri Juno, kemudian Mark dan Vanessa. Semua tokoh dalam film ini rasanya akan mampu dengan cepat menarik perhatian siapapun yang menontonnya.

Juno and Bleeker


Terakhir, Reitmen telah sukses meramu  kompleksitas yang terjadi di dunia remaja dengan sangat baik. Terutama terkait masalah kehamilan diusia muda yang saat ini tengah marak melanda remaja. Tapi diluar semua itu, film ini justru menjelaskan bagaimana nilai-nilai moralitas seorang remaja diuji dan kolaborasi Reitmen-Cody sukses menjelaskan moralitas tersebut dengan sederhana, sebuah moralitas yang bangkit dari puing puing kehancuran sosial dalam masyarakat, keluarga dan terutama dari diri sendiri.

Dengan sentuhan-sentuhan  manis yang diberikan terutama tentang bagaimana dukungan orang orang terdekat Juno dalam menyikapi masalah kehamilan yang dihadapinya, membuat saya berpikir. Bagaimana nasib teman-teman remaja yang mengalami hal serupa dengan Juno di luar sana dan tidak seberuntung Juno yang memiliki banyak dukungan moral dari orang-orang terdekatnya karena kehamilan diusia muda dan diluar nikah merupakan masalah yang kompleks dan dibutuhkan kedewasaan dari banyak pihak untuk menyelesaikannya. Karena tanpa dukungan dari orang-orang terdekat, Juno sudah cukup menerima penghakiman dan stereotipe dari masyarakat yang mungkin akan cukup membuatnya menyerah dan melakukan jalan yang salah.


Tidak ada komentar: